Selasa, 29 September 2020
6 TEORI/SKENARIO PELAKU SESUNGGUHNYA G 30 S PKI,BUKAN HANYA FAKTA YANG DIKLAIM OLEH PEMRINTAHAN SOEHARTO !
setidaknya
ada enam teori pelaku G-30-S, yakni teori: PKI, AD, Sukarno, Suharto, CIA serta
kombinasi gerakan PKI-AD-CIA.
Teori yang menyebutkan PKI berada dibalik peristiwa tersebut,
disampaikan Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh. Mereka menguraikan
keterlibatan PKI lewat beberapa fakta. Pertama, intensnya Sjam dan Pono
menghadiri rapat-rapat pra G-30-S. Kedua, adanya pelatihan kader PKI di bawah
pengawasan Mayor (Udara) Soejono di Desa Lubang Buaya yang kelak beberapa
komponen pelatihan turut serta dalam aksi G-30-S. Serta ketiga, kehadiran D.N
11 Robert Cribb (ed), The Indonesian Killings: Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965-1966,
(Yogyakarta: Mata Bangsa, 2004), hal. 23-24.
Politik militer..., Humaidi, FIB UI, 2008.
45
Aidit di Halim pada 1 Oktober 1965. Dari ketiga fakta ini ditarik kesimpulan, PKI
menjadi aktor utama G-30-S.12 Keterlibatan anggota ABRI dalam G-30-S,
disebabkan keberhasilan penyusupan biro khusus PKI. Letkol Untung misalnya,
diduga merupakan salah seorang perwira yang ikut terlibat dalam peristiwa
Madiun serta merupakan anak didik Alimin, tokoh PKI.13
Teori kedua yang disusun oleh Benedict Anderson dan Mc Vey
menyebutkan G-30-S adalah konflik internal AD. Latar belakang terjadinya
gerakan tersebut ialah kesenjangan ekonomi yang mencolok antara perwira tinggi
dan perwira menengah-bawah. Para perwira tinggi dianggap telah hidup
bermewah-mewah dan tidak memikirkan nasib bawahan. Para perwira tinggi juga
dianggap akan melakukan tindakan makar terhadap presiden sehingga dibutuhkan
tindakan penyelamatan Presiden Sukarno. Versi ini disusun secara sosiologis
dengan klaim fakta yang didasarkan berita-berita resmi kelompok G-30-S.
Dengan demikian versi ini lebih memihak klaim kelompok G-30-S.
Teori ketiga adalah keterlibatan Presiden Sukarno dalam intrik ini. Versi
yang dikemukakan Antonie Dake dan John Hughes, menunjukkan bahwa G-30-S
adalah skenario yang dipersiapkan Presiden Sukarno untuk melenyapkan oposisi
12 Lihat Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, Op.Cit. serta buku Sekretariat Negara R.I, Gerakan 30
September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia: Latar Belakang, Aksi dan Penumpasannya,
(Jakarta: Sekretariat Negara RI, 1994).
13 Justus M. Van Der Kroef, Indonesia Since Soekarno, (Singapore: Asia Pasific Press, 1971), hal.10 ;
Seharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya: Otobiografi seperti yang dipaparkan kepada G.
Dwipayana dan Ramadhan KH, (Jakarta: Cipta Lamtoro Gung Persada, 1989, hal 119 & 121.
Politik militer..., Humaidi, FIB UI, 2008.
46
sebagian perwira AD.14 Versi ini terutama didasarkan keterangan Bambang
Widjanarko, ajudan presiden, yang menyatakan presiden pernah meminta
kesiapan Untung di Istana Tampak Siring, Bali, untuk mengamankan jenderaljenderal yang tidak loyal. Pertanyaan serupa, kembali ditanyakan presiden kepada
Men/Pangau Omar Dani dan Mayjen Mursyid. 15 Bukti lain yang diajukan versi
ini adalah kehadiran Presiden di Halim pada 1 Oktober. Versi ini menyatakan,
PKI ikut terseret dalam G-30-S, karena amat bergantung pada Presiden Sukarno.
Keterlibatan CIA dalam G-30-S didasarkan analisa global bahwa G-30-S
adalah bagian dari konsekuensi perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet. Masing-masing pihak, memiliki kepentingan menanamkan pengaruhnya
di Indonesia. Melihat bahwa politik nasional Indonesia semakin mengarah kepada
kelompok komunis, maka CIA berusaha lewat berbagai cara untuk
menghancurkan Rezim Sukarno dan PKI. Diantaranya bantuan tersebut berupa
pengucuran dana kepada KAP-Gestapu serta pemberian daftar-daftar nama yang
harus dibersihkan. Kuat dugaan bahwa Soeharto menjadi kaki-tangan CIA.
Wertheim menambahkan, Sjam yang disebut dalam buku putih sebagai kepala
14 Lihat Antonie Dake, Op.Cit., ; John Hughes, The End of Sukarno, A Coup that Misfired: A Purge
that Ran Wild, (London: Angus & Robertson: 1967) serta Sugiarso Surojo, Siapa Menabur Angin
akan Menuai Badai: G-30-S/PKI dan Peran Bung Karno, (Jakarta: Intermasa, 1988). Dalam ketiga
buku ini, digambarkan mengenai dugaan adanya keterlibatan Sukarno dalam G-30-S. Terutama
didasarkan keterangan Widjanarko, konsepsi ideologi yang dianut Sukarno dan kehadiran Sukarno
di Halim pada 1 Oktober. Selain hal itu, buku-buku ini tidak memiliki argumentasi fakta lebih jauh
mengenai keterlibatan Sukarno.
15 Rahadi. S Karni (ed), The Devious Dalang: Soekarno and the So-called Untung-Putsch Eye-Witnes
report by Bambang S. Widjanarko, (The Hague: 1974), hal.21
Politik militer..., Humaidi, FIB UI, 2008.
47
biro khusus C.C PKI adalah agen rangkap yang bekerja untuk Aidit dan AD.Versi
ini diutarakan oleh Wertheim, Peter Dale Scott dan David T. Johnson.16
Sedangkan Teori Kelima yakni keterlibatan Soeharto dalam G-30-S, yang
diutarakan Subandrio dan Latief. Subandrio melihat keterlibatan Soeharto dalam
dua kategori, pertama menggunakan Latief-Untung dan kedua memakai Ali
Moertopo-Yoga Soegama.17 Latief dan Untung dibiarkan untuk melakukan
operasi terhadap para jenderal, hal inilah yang membuat Soeharto luput dari
sasaran. Sedang Ali-Yoga dipakai untuk melakukan manuver dan operasi
intelejen. Selain itu tidak dilupakan, bahwa para pelaku G-30-S memiliki ikatan
emosional yang cukup kuat dengan Soeharto.18 Subandrio menyimpulkan,
rangkaian peristiwa dari 1 Oktober hingga 11 Maret 1966 sebagai kudeta
merangkak yang dilakukan lewat empat tahap. Pertama, menyingkirkan
saingannya di AD seperti Ahmad Yani dan kawan-kawan. Kedua, membubarkan
PKI sebagai rival berat tentara saat itu. Ketiga, melemahkan kekuatan pendukung
Presiden dengan menangkap 15 menteri yang Pro-Sukarno. Tahap keempat,
16 W.F Wertheim, Suharto and the Untung Coup-the Missink Link, (Journal of Contemporary Asia,
Vol 1 No.2, Winter 1970) ; Peter Dale Scott, Amerika Serikat dan Penggulingan Soekarno.
Makalah tidak diterbitkan ; David T. Johnson, Gestapu: The CIA's "Track Two" in Indonesia,
djohnson@cdi.org, original version, 1976),
17 Untung dan Latief merasa bahwa Soeharto adalah “kawan” dalam G-30-S. karena itu pada malam
terjadinya gerakan, Latief mengaku sempat melaporkan rencana gerakan kepada Soeharto. Yoga
ditarik menjadi intel Kostrad oleh Soeharto pada Januari 1965, ketika ia bertugas sebagai atase di
Yugoslavia. Lihat Soebandrio, Kesaksianku tentang G-30 S, (Jakarta: Forum Pendukung Reformasi
Total, 2001). lihat juga Wertheim, Op. Cit., dan Abdul Latief, Op.Cit., hal. 129.
18 Untung adalah bawahan Soeharto ketika di Divisi Diponegoro, Latief anak buah Soeharto ketika di
Werkheise III Jogja, sedang Sjam adalah teman Soeharto dalam kelompok “Pathuk”. Sampai
terjadinya G-30-S antara ketiga orang ini, masih menjalani hubungan baik dengan Soeharto. Bahkan
Soeharto menghadiri acara perkawinan Latief disebuah kota kecil di Jawa-Tengah. Diantara tokohtokoh penting G-30-S, hanya Latief dan Heru Atmodjo yang tidak dihukum mati.
Politik militer..., Humaidi, FIB UI, 2008.
48
mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Sukarno. Versi ini mendapat
kritikan tajam dari John Roosa, karena menurutnya Soeharto tidak memiliki
kapasitas seorang jenius. Selain itu, ikatan emosional yang diajukan sebagai bukti
klaim lebih didasarkan dugaan, bukan fakta yang memadai.19
Teori Keenam adalah teori yang disampaikan Sukarno pada pidato
pelengkap Nawaksara pada 22 Juni 1966. Presiden Sukarno mengutarakan bahwa
peristiwa G-30-S merupakan pertemuan dari tiga sebab, yakni keblingernya
pimpinan PKI, kelihaian subversi Nekolim, dan adanya oknum-oknum yang tidak
benar.20 Versi ini menekankan bahwa pihak yang diuntungkan dari G-30-S adalah
pihak imperialis asing, sehingga penekanannya adalah pada Nekolim. Versi ini
terlihat lebih masuk akal, apalagi versi yang selama ini beredar menyebutkan
adanya keterlibatan ketiga unsur tersebut.
/lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116747-T+24429
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar